pengertian kimia lingkungan
Kimia Lingkungan -------------------------
Kimia (dari bahasa Arab كيمياء "seni
transformasi" dan bahasa Yunani
χημεία khemeia "alkimia")
adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi
dan sifat zat atau materi dari skala atom hingga molekul
serta perubahan atau transformasi serta interaksi mereka untuk membentuk materi
yang ditemukan sehari-hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom individu dengan
tujuan untuk menerapkan pengetahuan
tersebut pada tingkat makroskopik. Menurut kimia modern, sifat fisik materi umumnya ditentukan oleh
struktur pada tingkat atom yang pada gilirannya ditentukan oleh gaya antaratom.
Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi
fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang
tumbuh diatas tanah maupun didalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi
ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik
tersebut.
Kimia lingkungan adalah studi ilmiah terhadap
fenomena kimia dan biokimia yang terjadi di alam. Bidang ilmu ini dapat
didefinisikan sebagai studi terhadap sumber, reaksi, transpor, efek, dan nasib
zat kimia di lingkungan udara, tanah, dan air; serta efek aktivitas manusia
terhadapnya. Kimia lingkungan adalah ilmu antardisiplin yang memasukkan ilmu kimia atmosfer, akuatik, dan tanah, dan juga sangat bergantung dengan kimia analitik, ilmu lingkungan, dan bidang-bidang ilmu lainnya.
Kimia lingkungan pertama kali mempelajari bagaimana cara kerja lingkungan yang tak
terkontaminasi, zat kimia apa dan
berapa konsentrasi yang ada secara alami, dan apa efeknya. Tanpa hal ini,
mustahil untuk mempelajari secara akurat efek manusia terhadap lingkungan
dengan pelepasan zat kimia.
Sumber
: Wikipedia.com
1.
Pencemaran Lingkungan
Didunia yang
semakin modern ini,tentu Perkembangan teknologi dan industry pasti semakin
pesat.perkembangan teknologi dan industry ini dapat berdampak positif dan
negatif bagi kehidupan manusia. Dampak positifnya (menguntungkan), yaitu dampak
yang diharapkan dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidup.
Dampak
negatifnya (merugikan), yaitu dampak yang dapat menurunkan kualitas/kenyamanan
hidup. Dampak ini tidak diharapkan karena menimbulkan masalah yang harus
diatasi, yaitu masalah kerusakan atau pencemaran lingkungan.
a.
Pengertian Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
adalah peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat
merubah keadaan keseimbangan pada daur materi dalam lingkungan (keseimbangan
lingkungan) baik keadaan struktur maupun fungsinya sehingga dapat mengganggu
kesejahteraan/kelangsungan hidup manusia. Pencemaran lingkungan meliputi pencemaran
udara, pencemaran air, dan pencemaran tanah (daratan).
Lingkungan
dapat tercemar karena:
1) Kecepatan
hilangnya senyawa tertentu dari lingkungan lebih besar daripada kecepatan
masuknya senyawa pengganti.
2) Rusaknya
atau putusnya alur siklus biokimia.
3) Kecepatan
masuknya senyawa ke dalam lingkungan lebih besar daripada kecepatan
pengambilannya.
4) Masuknya
senyawa yang tidak terdegredasi ke dalam lingkungan.
b.
Daur Pencemaran Lingkungan
Pencemaran
lingkungan dapat disebabkan karena ulah manusia dan pada akhirnya
dampaknya
juga akan dirasakan oleh manusia, baik secara langsung maupun tak langsung.
Gambar
diagram daur pencemaran lingkungan.
http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id
Page 1
Kimia
Lingkungan
2.
Pencemaran Udara
Udara akan
tercemar jika ada bahan-bahan atau zat asing di dalam udara yang
menyebabkan
perubahan susunan atau komposisi udara dari keadaan normalnya.
a. Penyebab
Pencemaran Udara
1) Faktor
internal (secara alamiah), misalnya:
- · debu beterbangan oleh tiupan angin
- · abu atau debu dan gas-gas volkanik dari letusan gunung berapi
- · proses pembusukan sampah
2) Faktor
eksternal (karena ulah manusia), misalnya:
- · pembakaran bahan bakar fosil
- · debu atau serbuk dari kegiatan industri
- · pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
b. Sumber
Pencemar Udara
- · transportasi
- · industri
- · pembuangan sampah
- · pembakaran stasioner, dan lain-lain
c. Komponen
Pencemar Udara
- · Karbon monoksida (CO)
- · Oksida nitrogen (NOx)
- · Oksida belerang (SOx)
- · Hidrokarbon
- · Partikel (particulate), dan lain-lain
d. Dampak
Pencemaran Udara
1). Dampak
Pencemaran oleh Karbon Monoksida (CO)
Gas CO tidak
berbau dan tidak berwarna. Pada keadaan normal konsentrasinya di udara ± 0,1
ppm, dan di kota dengan lalulintas padat ± 10 – 15 ppm. Dampak pencemaran oleh
gas CO antara lain:
- · Bagi manusia dampak CO dapat menyebabkan gangguan kesehatan sampai kematian, karena CO bersifat racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan hemoglobin dalam darah (Hb) :
Hb + O2 ¾®
O2Hb (oksihemoglobin)
Hb + CO ¾®
COHb (karboksihemoglobin)
COHb 140
kali lebih stabil daripada O2Hb.
Kadar CO :
Waktu kontak : Dampaknya bagi tubuh :
£ 100 ppm
± 30 ppm
± 1000 ppm
± 1300 ppm
> 1300
ppm
sebentar
8 jam
1 jam
1 jam
1 jam
dianggap
aman
menimbulkan
pusing dan mual
pusing dan
kulit berubah kemerah-merahan
kulit jadi
merah tua dan rasa pusing yang hebat
lebih hebat
sampai kematian
Tanda-tanda
keracunan gas CO adalah: pusing, sakit kepala dan mual. Keadaan yang lebih
berat lagi adalah: kemampuan gerak tubuh menurun, gangguan pada sistem
kardiovaskular,serangan jantung, sampai dengan kematian.
- · Bagi tumbuhan, kadar CO 100 ppm pengaruhnya hampir tidak ada khususnya tumbuhan tingkat tinggi. Kadar CO 200 ppm dengan waktu kontak 24 jam dapat mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas terutama yang terdapat pada akar tumbuhan.
2). Dampak
Pencemaran Oleh Oksida Nitrogen (NOx)
Gas NO tidak
berbau dan tidak berwarna. Gas NO2 berbau menyengat, berwarna coklat
kemerahan.
Sifat racun (toksisitas) NO2 empat kalinya NO. Organ yang paling peka
paru-paru, jika terkena NO2 akan membengkak sehingga sulit bernapas sampai
kematian. Konsentrasi NO yang tinggi mengakibatkan kejang-kejang, bila
keracunan berlanjut mengakibatkan kelumpuhan.NO akan lebih berbahaya jika
teroksidasi menjadi NO2.Oksida nitrogen bagi tumbuhan menyebabkan bintik-bintik
pada permukaan daun, bila konsentrasinya tinggi mengakibatkan nekrosis
(kerusakan jaringan daun), sehingga fotosintesis terganggu. Konsentrasi NO 10
ppm dapat menurunkan kemampuan fotosintesis 60 – 70 %. Di udara oksida nitrogen
dapat menimbulkan PAN (Peroxy Acetyl Nitrates) yang dapat menyebabkan
iritasi mata (pedih dan berair). PAN bersama senyawa yang lain akan menimbulkan
kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog).
3). Dampak
Pencemaran oleh Oksida Belerang (SOx)
SOx sebagian
besar berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batubara. Gas
buang lebih
banyak mengandung SO2 dibanding SO3. Dengan oksigen dari udara SO2
menghasilkan
SO3:
SO2 + O2 ¾®
SO3
Gas SO2
berbau tajam dan tak mudah terbakar. Gas SO3 sangat reaktif. Dengan uap air
dari udara:
SO2 + H2O ¾®
H2SO3
SO3 + H2O ¾®
H2SO4
Jika ikut
terkondensasi di udara dan jatuh bersama air hujan menyebabkan hujan asam.
- · Bagi tumbuhan kadar SOx ± 0,5 ppm dapat menyebabkan timbulnya bintik-bintik pada daun.Jika paparan lama daun menjadi berguguran.
- · Bagi manusia SOx menimbulkan gangguan pernapasan. Jika SOx berubah menjadi asam akan menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran napas yang lain sampai ke paru-paru. SO2 dapat menimbulkan iritasi tenggorokan tergantung daya tahan masing-masing(ada yang 1 – 2 ppm, atau 6 ppm). SO2 berbahaya bagi anak-anak, orang tua, dan orang yang menderita kardiovaskuler. Otot saluran pernapasan akan mengalami kejang (spasma). Akan lebih berat lagi jika konsentrasi SO2 tinggi dan suhu udara rendah. Pada paparan lama akan terjadi peradangan yang hebat pada selaput lendir yang diikuti paralysis cilia (kelumpuhan sistem pernapasan), kerusakan lapisan ephitelium, akhirnya kematian. Pada konsentrasi 6 – 12 ppm dengan paparan pendek yang berulang-ulang dapat menyebabkan hiperplasia dan metaplasia sel-sel epitel yang akhirnya menjadi kangker.
- · Pada benda-benda, SO2 bersifat korosif. Cat dan bangunan gedung warnanya menjadi kusam kehitaman karena PbO pada cat bereaksi dengan SOx menghasilkan PbS. Jembatan menjadi rapuh karena mempercepat pengkaratan.
http://romdhoni.staff.gunadarma.ac.id
Page 3
Kimia
Lingkungan
4). Dampak
Pencemaran oleh Hidrokarbon
Pembakaran
hidrokarbon menghasilkan panas. Panas yang tinggi menimbulkan peristiwa
pemecahan (Cracking)
menghasilkan rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon. Gas
hidrokarbon
dapat bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon membentuk kabut
minyak (droplet).
Padatan hidrokarbon akan membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi
debu/partikel.
Hidrokarbon bereaksi dengan NO2 dan O2 mengahsilkan PAN (Peroxy Acetyl
Nitrates). Campuran
PAN dengan gas CO dan O3 disebut kabut foto kimia (Photo Chemistry
Smog) yang dapat
merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena selnya mati. Jika hidrokarbon
bercampur
bahan lain toksitasnya akan meningkat.
Berikut ini
adalah toksitas benzena dan toluena:
Konsentrasi
Pengaruhnya terhadap tubuh:
Benzena
(ppm):
100 iritasi
terhadap mukosa
3 000 lemas
(0,5 – 1 jam)
7 500
paralysys (0,5 -1 jam)
20 000
kematian (5 – 10 menit)
Toluena
(ppm):
200 pusing,
lemah, pandangan kabur setelah 8 jam.
600 gangguan
syaraf, dapat diikuti kematian jika waktu kontak lama.
5). Dampak
Pencemaran oleh Partikel
Partikel
(debu) yang masuk/mengendap dalam paru-paru dapat menimbulkan berbagai
macam
penyakit saluran pernapasan (pnevmokoniosis) antara lain:
- · Penyakit silikosis
Disebabkan
oleh pencemaran debu silika bebas (SiO2). Dapat terjadi pada daerah pabrik besi
dan baja,
keramik, pengecoran beton, bengkel yang mengerjakan besi (mengikir/
menggerinda),
penambangan bijih besi, timah putih dan batubara. Bila sudah parah penyakit
ini dapat
diikuti hipertropi jantung sebelah kanan yang mengakibatkan kegagalan kerja
jantung.
- · Penyakit asbestosis
Disebabkan
oleh debu/serat asbes (campuran berbagai silikat terutama magnesium
silikat).Dapat terjadi di daerah pabrik/industri yang menggunakan asbes, pabrik
pemintalan
serat asbes, pabrik yang beratap asbes, dan lain-lain.
- · Penyakit Bisinosis
Disebabkan
oleh debu/serat kapas. Dapat terjadi pada daerah pabrik pemintalan
kapas/tekstil,pembuatan kasur atau jok kursi. Penyakit ini dapat diikuti
bronkitis kronis.
6). Dampak
Pencemaran yang Lain
- · Pemakaian insektisida dapat menyebabkan cocarcinogenik.
- · Efek rumah kaca dapat merusakkan lapisan ozon, sehingga sinar ultra violet tidak tersaring.
Dapat
menyebabkan kanker kulit, suhu bumi naik sehingga tidak nyaman, es kutub
mencair sehingga permukaan laut naik
.
2.
Pencemaran Air
Jika terjadi
penyimpangan dari keadaan normalnya dapat dikatakan air sudah tercemar.
Pada keadaan
normal:
- · Air hujan mengandung SO4, Cl, NH3, CO2, N2, C, O2, debu.
- · Air mata air mengandung mineral Na, Mg, Ca, Fe, O2.
- · Air mengandung bakteri/mikroorganisme lain.
- · Air murni tanpa mineral tidak enak/segar.
Dalam
industri air digunakan untuk: air proses, air pendingin, air utilitas dan
sanitasi, air
ketel uap
penggerak turbin, dan lain-lain. Air yang telah digunakan untuk industri tidak
boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat mencemari lingkungan, maka
terlebih dahulu harus
diolah agar
sama dengan kualitas air lingkungan. Proses daur ulang air limbah (Water
Treatment Recycle Process) adalah salah satu syarat yang harus dimiliki
oleh industri yang berwawasan lingkungan.
a. Pengamatan
indikator dan pencemaran air:
- · Indikator secara fisis: kejernihan/kekeruhan, perubahan suhu, rasa, dan warna.
- · Indikator secara kimiawi: zat kimia terlarut, radioaktivitas, perubahan pH.
- · Indikator secara biologis: berdasar mikroorganisme yang ada (ada tidaknya bakteri patogen)
b. Komponen
Pencemar air
Komponen
pencemar air dapat berupa bahan buangan padat, organik, anorganik, olahan bahan
makanan, cairan berminyak, zat kimia, dan panas.
1) Bahan
buangan padat/butiran.
- · Pelarutan bahan buangan padat menyebabkan perubahan warna. Larutan pekat dan berwarna gelap mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air, fotosintesis dalam air terganggu sehingga jumlah oksigen terlarut berkurang dan akan berpengaruh terhadap kehidupan organisme dalam air.
- · Pengendapan bahan buangan padat akan menutupi permukaan dasar air, menghalangi
fotosintesis,
menutupi sumber makanan dan telur ikan di dasar air, sehingga jumlah ikan
berkurang.
- · Pembentukan koloidal yang melayang dalam air menyebabkan keruh dan menghalangi sinar
matahari,
fotosintesis terganggu dan jumlah oksigen terlarut berkurang sehingga
mempengaruhi
kehidupan dalam air.
2) Bahan
buangan organik.
Berupa
limbah yang dapat membusuk/terdegradasi oleh mikroorganisme. Menyebabkan jumlah
mikroorganisme bertambah dan tumbuh bakteri patogen yang merugikan. Limbah ini
dapat diproses menjadi pupuk/kompos.
3) Bahan
buangan anorganik.
Berupa
limbah yang tidak dapat membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme
sehingga
dapat meningkatkan jumlah ion logam dalam air. Limbah ini berasal dari industry
yang melibatkan unsur logam Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca, Mg, Co, misalnya pada
industry kimia, elektronika, elektroplating.
Ion logam Ca
dan Mg menyebabkan air sadah yang mengakibatkan korosi pada alat besi,
menimbulkan kerak/endapan pada peralatan proses seperti tangki/bejana air,
ketel uap, dan pipa penyalur.Ion logam Pb, As, Hg bersifat racun sehingga air
tidak dapat untuk minum.
4) Bahan
buangan olahan bahan makanan (termasuk bahan organik).
Jika bahan
mengandung protein dan gugus amin akan terdegradasi menjadi senyawa yang mudah
menguap dan berbau busuk sehingga air mengandung mikroorganisme dan bakteri
patogen.
5) Bahan
buangan cairan berminyak.
Tidak larut
dalam air, mengapung dan menutupi permukaan air. Jika mengandung senyawa
volatil akan menguap.Terdegradasi oleh mikroorganisme dalam waktu lama. Bahan
ini mengganggu karena:
- · Menghalangi difusi oksigen dari udara ke dalam air.
- · Menghalangi sinar matahari sehingga fotosintesis terganggu.
- · Ikan di permukaan dan burung air terganggu, bulu burung lengket dan tak bias mengembang.
- · Air tak dapat dikonsumsi karena mengandung zat beracun seperti benzena, dan senyawatoluena.
6) Bahan
buangan zat kimia, misalnya:
a) Sabun,
deterjen, shampoo, dan bahan pembersih lainnya. Bahan ini mengganggu lingkungan
karena:
- · Menaikkan pH air. Jika memakai bahan non-pospat menaikkan pH menjadi 10,5 – 11.
- · Bahan antiseptik yang ditambahkan akan dapat membunuh/mengganggu mikroorganisme.
- · Sebagian jenis sabun/deterjen tak dapat terdegradasi.
b) Bahan
pemberantas hama/insektisida. Bersifat racun dan tak dapat/sulit terdegradasi
(beberapa minggu sampai beberapa tahun). Insektisida sering dicampur dengan
senyawa minyak bumi sehingga permukaan air akan tertutupi minyak.
c) Zat
pewarna. Bersifat racun dan cocarcinogenik (merangsang/penyebab
tumbuhnya kangker) dan dapat mempengaruhi kandungan oksigen dan pH dalam air.
Zat warna mengandung senyawa kimia berbahaya chromogen dan auxsochrome.
d) Larutan
penyamak kulit. Mengandung ion logam Cr, tidak dapat untuk air minum. Sebagai
pengganti Cr untuk bahan penyamak dipakai enzym. Bersama lemak dan sisa kulit,
enzyme akan didegradasi menghasilkan senyawa yang mudah menguap dan berbau
busuk (hasil peruraian protein dan senyawa amin). Populasi mikroorganisme akan
bertambah dan memungkinkan berkembangbiaknya bakteri patogen yang berbahaya.
e) Zat
radioaktif. Penggunaan radiasi zat radioaktif di berbagai bidang (pertanian,
peternakan, kedokteran, hidrologi, farmasi, pertambangan, industri) akan terbawa
air ke lingkungan.
Akibat
radiasi dapat merusak sel tubuh dan genetik.
c.
Dampak/kerugian pencemaran air:
1) Air tidak
bermanfaat lagi untuk keperluan rumah tangga, industri maupun pertanian.
2) Air
menjadi penyebab timbulnya penyakit. Air tercemar oleh limbah organik terutama
dari bahan makanan merupakan tempat subur berkembangbiaknya mikroorganisme.
Mikroorganisme
merugikan yang dapat menyebabkan penyakit menular melalui air antara lain virus
diare, hepatitis A, bakteri, metazoa dan protozoa. Penyakit tidak
menular/keracunan ditimbulkan oleh air yang tercemar oleh senyawa anorganik/ion
logam.
- · Keracunan ion logam Cd.
Ion Cd dapat
berasal dari industri yang memakai logam Cd dalam proses produksinya
misalnya
industri elektroplating, pipa plastik PVC (Cd sebagai stabilisator), hasil
samping penambangan logam (timah hitam, seng), industri obat-obatan (sudah tak
banyak dipakai).
Keracunan
ion Cd dapat mempengaruhi otot polos, pembuluh darah (mengakibatkan tekanan
darah tinggi dan gagal jantung), dan merusak ginjal. Kasus keracunan ion Cd
pernah menimpa penduduk Toyama, Jepang. Penduduk banyak yang sakit pinggang
bertahun-tahun semakin parah, pelunakan tulang punggung dan menjadi rapuh, dan
kematian karena gagal ginjal. Penyebabnya beras yang dimakan mengandung Cd ±
1,6 ppm, karena tanaman padi diairi dengan air tercemar ion Cd dari limbah
industri seng dan timah hitam.
- · Keracunan ion logam Co.
Pada
industri Co dipakai sebagai stabilisator, pada pabrik bir dulu dipakai untuk
menstabilkan
busa bir agar bagus. Untuk proses pembentukan butir darah merah, tubuh
memerlukan Co dalam jumlah sedikit melalui vitamin B12 yang dimakan. Bila
memakan makanan yang mengandung Co 150 ppm akan merusak kelenjar gondok
(kekurangan kelenjar gondok). Jika keracunan Co sel darah merah akan berubah,
tekanan darah tinggi, pergelangan kaki membengkak (oedema), gagal
jantung terutama pada anak yang baru tumbuh.Kasus keracunan Co pernah terjadi
di Nebraska dan Ohama. Penduduk mengalami kelainan pada otot jantung primer
karena gemar minum bir yang proses pembuatannya menggunakan Co. Di Kanada
penduduk menderita gagal jantung disertai gejala sesak napas, batuk-batuk,
sakit disekitar jantung dan lambung, dan kondisi badan lemah.
- · Keracunan ion logam Hg.
Industri
yang menggunakan Hg misalnya untuk proses produksi pada pabrik plastik,
campuran
bahan antiseptik pada sabun dan kosmetik, amalgam pada penambal gigi, dan
fungisida. Gejala keracunan ion Hg adalah: sakit kepala, sukar menelan,
penglihatan jadi kabur, daya dengar menurun, bagian kaki dan tangan terasa
tebal, mulut terasa tersumbat logam, gusi membengkak disertai diare, kondisi
tubuh melemah dan kematian, ibu mengandung melahirkan bayi cacat. Kasus
keracunan Hg pernah terjadi di Minamata, penduduk banyak yang menjadi cacat,
meninggal, dan bayi lahir cacat. Penyebabnya ikan laut yang dimakan mengandung
Hg sekitar 27 – 102 ppm, karena tercemari limbah pabrik plastik. Kasus lain di
Niigata, banyak yang cacat dan meninggal karena mengkonsumsi ikan yang
mengandung Hg sekitar 5 – 20 ppm.
- · Keracunan insektisida.
Gejalanya
kepala pusing, mual, tremor, kerusakan organ seperti hati dan ginjal. Akumulasi
sedikit demi sedikit menyebabkan penyakit tertunda (delayed effect) dalam
bentuk kangker kulit, paru-paru, dan hati, karena insektisida bersifat cocarcinogenic.
3.
Pencemaran Tanah/Daratan
Tanah/daratan
dapat mengalami pencemaran jika ada bahan asing baik bersifat organik
maupun
anorganik yang berada di permukaan tanah yang menyebabkan tanah menjadi rusak
dan tidak dapat memberikan daya dukung bagi kehidupan manusia, baik untuk
pertanian, peternakan, kehutanan, maupun untuk pemukiman.
a. Komposisi
tanah
Komposisi
tanah terdiri dari udara 25 %, air 25 %, bahan organik 5 %, dan bahan
mineral 45
%. Bahan organik dalam tanah (seperti karbohidrat, protein dan lemak) merupakan
persediaan makanan bagi mikroorganisme dan tumbuhan. Senyawa organik yang
kompleks tak dapat secara langsung dimanfaatkan tumbuhan. Senyawa ini
dipecahkan oleh organism dalam tanah (antara lain serangga, cacing tanah,
nematoda, sikaki seribu, algae,dan mikroorganisme seperti fungi dan bakteri)
menjadi bentuk yang lebih sederhana. Air akan melarutkan bentuk-bentuk
sederhana itu dan membawanya sampai ke tumbuhan melalui akar.Unsur/nutrisi yang
diperlukan tumbuhan meliputi makronutrisi (yaitu 9 unsur yang diperlukan dalam
jumlah besar meliputi C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikronutrisi (unsur
yang lain). Unsur C, H, dan O digunakan untuk mensintesis karbohidrat, lemak ,
protein, lilin,
selulosa,
dan senyawa kompleks lainnya. Unsur N, P, dan S untuk membentuk molekul
protein. Unsur lain yang jumlahnya tidak begitu banyak berperan dalam
metabolisme pada tumbuhan.
c.
Penyebab Pencemaran Tanah
- · Faktor internal, yaitu peristiwa alam seperti: letusan gunung berapi yang memuntahkan debu, pasir, batu, dan bahan volkanik lain yang menutupi dan merusak daratan/permukaan tanah.
- · Faktor eksternal, yaitu karena ulah dan aktivitas manusia. Limbah yang dihasilkan oleh berbagai aktivitas manusia disebut anthropogenic pollutans.
d.
Komponen Pencemar Tanah
Meliputi
kertas 4 %, limbah bahan makanan 21 %, gelas 12 %, besi 10 %, plastik 5 %,
kayu 5 %,
karet dan kulit 3 %, kain/serat tekstil 2 %, aluminium dan logam lain 1 %.
Perbandingan
bahan organik dan anorganik 70 % : 30 %. Bahan organik akan terdegradasi oleh
mikroorganisme, bahan anorganik tidak/susah terdegradasi. Bahan anorganik
berbahaya misalnya bahan kimia beracun yang dibuang bersama limbah industri,
limbah pertambangan seperti logam berat dan logam radioaktif. Bila air membawa
limbah mengalir ke sungai, danau atau sawah maka
tanah akan
teraliri, sehingga akan terkontaminasi bahan-bahan kimia. Tanah menjadi jelek
dan tumbuhan atau binatang air akan menderita. Bahan-bahan itu akan
terkontaminasi dalam tumbuhan dan hewan, dan akhirnya akan sampai pada manusia.
e.
Dampak Pencemaran Tanah
- · Dampak langsung, seperti bau, merusak pandangan, kotor dan kumuh.
- · Dampak tak langsung, seperti menjadi tempat berkembangnya nyamuk, lalat, tikus, bakteri,dan lain-lain, sehingga menjadi perantara atau penyebab penyakit pest, kaki gajah (filiariasis),malaria, demam berdarah, dan lain-lain.
4. Usaha
Penanggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan
Usaha untuk
menanggulangi dampak pencemaran lingkungan dapat dilakukan secara
teknis
maupun secara nonteknis.
a. Secara
teknis
Bila
berdasar kegiatan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dapat diduga
mungkin
timbul pencemaran lingkungan, maka dipikirkan penanggulangan yang mengutamakan
keselamatan lingkungan, teknologinya telah dikuasai dengan baik, dan secara
teknis dan ekonomis dapat dipertanggungjawabkan.Penanggulangan secara teknis
ini misalnya:
- · Mengubah proses.
- · Mengganti sumber energi.
- · Mengelola limbah.
- · Menambah alat bantu.
Misalnya
untuk menaikkan angka oktana pada bensin dengan ditambahkan zat aditif anti
ketukan(anti knocking compound) dengan tetra ethyl lead (TEL),
(CH3CH2)4Pb. Hasil pembakarannya mengandung Pb, maka ditambahkan zat aditif
lain, yaitu 25 % 1,2-dibromoetana, BrCH2CH2Br dan 10 % 1,2-dikloroetana,
ClCH2CH2Cl dan 65 % TEL. Campuran ini disebut ethyl fluid yang
menyebabkan Pb diubah menjadi PbBr2 yang mudah menguap sehingga mudah keluar
dari silinder mesin bercampur gas buang. Agar tidak mengandung ion Pb yang
bersifat racun,maka untuk menaikkan angka oktana dipakai benzena dan alkohol.
Campuran 90 % bensin dan 10 % alkohol disebut gasohol.
b. Secara
nonteknis
Dengan
menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan perundangan ini
hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan
teknologi yang akan dilaksanakan di suatu tempat, yang meliputi:
- · Penyajian informasi lingkungan (PIL).
- · Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
- · Perencanaan kawasan kegiatan industri dan teknologi.
- · Pengaturan dan pengawasan kegiatan.
- · Penanaman perilaku disiplin.
Pencegahan dan penanggulangan merupakan dua tindakan yang tidak dapat dipisah-pisahkan dalam arti biasanya kedua tindakan ini dilakukan untuk saling menunjang, apabila tindakan pencegahan sudah tidak dapat dilakukan, maka dilakukan langkah tindakan. Namun demikian pada dasarnya kita semua sependapat bahwa tindakan pencegahan lebih baik dan lebih diutamakan dilakukan sebelum pencemaran terjadi, apabila pencemaran sudah terjadi baru kita lakukan tindakan penanggulangan. Tindakan pencegahan dan tindakan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran dapat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan macam bahan pencemar yang perlu ditanggulangi. Langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran antara lain dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Untuk dapat menanggulangi terjadinya pencemaran udara dapat dilakukan beberapa usaha antara lain: mengganti bahan bakar kendaraan bermotor dengan bahan bakar yang tidak menghasilkan gas karbomonoksida dan diusahakan pula agar pembakaran yang terjadi berlangsung secara sempurna, selain itu pengolahan/ daur ulang atau penyaringan limbah asap industri, penghijauan untuk melangsungkan proses fotosintesis (taman bertindak sebagai paru-paru kota), dan tidak melakukan pembakaran hutan secara sembarangan, serta melakukan reboisasi/penanaman kembali pohon-pohon pengganti yang penting adalah untuk membuka lahan tidak dilakukan pembakaran hutan, melainkan dengan cara mekanik
2. Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat,karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air. Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme jangan dibuang ke badan air, dikubur dalam lubang tanah kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk. Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh mikroorganisme.
3. Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran tanah pada prinsipnya sama dengan pencegahan pencemaran air. Apabila pencemaran telah terjadi, maka perlu dilakukan penanggulangan terhadap pencemaran tersebut. Tindakan penanggulangan pada prinsipnya mengurangi bahan pencemar tanah atau mengolah bahan pencemar atau mendaur ulang menjadi bahan yang bermanfaat. Langkah tindakan penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain dengan cara, sampah-sampah organik yang tidak dapat dimusnahkan (berada dalam jumlah cukup banyak) dan mengganggu kesejahteraan hidup serta mencemari tanah, agar diolah atau dilakukan daur ulang menjadi barang-barang lain yang bermanfaat, misal dijadikan mainan anak-anak, dijadikan bahan bangunan, plastik dan serat dijadikan kesed atau kertas karton didaur ulang menjadi tissu, kaca-kaca di daur ulang menjadi vas kembang, plastik di daur ulang menjadi ember dan masih banyak lagi cara-cara pendaur ulang sampah. Bekas bahan bangunan (seperti keramik, batu-batu, pasir, kerikil, batu bata, berangkal) yang dapat menyebabkan tanah menjadi tidak/kurang subur, dikubur dalam sumur secara berlapis-lapis yang dapat berfungsi sebagai resapan dan penyaringan air, sehingga tidak menyebabkan banjir, melainkan tetap berada di tempat sekitar rumah dan tersaring. Resapan air tersebut bahkan bisa masuk ke dalam sumur dan dapat digunakan kembali sebagai air bersih. Hujan asam yang menyebabkan pH tanah menjadi tidak sesuai lagi untuk tanaman, maka tanah perlu ditambah dengan kapur agar pH asam berkurang.
Dengan melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran lingkungan hidup (pencemaran udara,pencemaran air dan pencemaran tanah) berarti kita melakukan pengawasan, pengendalian, pemulihan, pelestarian dan pengembangan terhadap pemanfaatan lingkungan udara, air dan tanah) yang telah disediakan dan diatur oleh sang pencipta, dengan demikian berarti kita mensyukuri anugerah-Nya.
2 Ilmu kimia merupakan faktor yang
memegang peranan penting dalam memperlajari Lingkungan Hidup, karena dalam
Lingkungan Hidup selalu ada bahan-bahan kimia. Oleh karena itu untuk
mempelajari Lingkungan Hidup dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalamnya,
perlu adanya dari ilmu kimia yang khusus memperlajari bahan-bahan kimia yang
ada dalam Lingkungan Hidup. Ilmu tersebut dinamakan Ilmu Kimia Lingkungan, yang
memperlajari sifat-sifat, fungsi, terbentunya serta proses kimia yang terjadi
dalam lingkungan hidup.
Selain di atas Ilmu Kimia Lingkungan sangat diperlukan
dalam mempelajari Lingkungan Hidup karena dalam Lingkungan Hidup tercakup
komponen-komponen yang terdiri dari bahan kimia dan terjadi pula
perputaran bahan kimia.
Anda telah mengetahui bahwa Lingkungan Hidup terdiri
dari beberapa komponen yang dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu
kelompok makhluk hidup (living group) yang disebut juga kelompok biotik
dan kelompok tak hidup (non living group) yang disebut pula abiotik.
Yang termasuk kelompok biotik adalah manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, bakteri
dan fungsi yang kesemuanya dibangun dari bahan-bahan kimia dan merupakan gudang
proses kimia. Sedangkan yang termasuk abiotik terdiri dari tiga faktor yaitu
faktor energi matahari, faktor fisis, faktor bahan kimia.
Lingkungan Hidup dapat didekati dari semua disiplin
ilmu antara lain ilmu kimia, sehingga muncul Ilmu Kimia Lingkungan. Hal ini
wajar karena karena semua komponen baik kelompok biotik maupun kelompok abiotik
yang menyusun Lingkungan Hidup terdiri dari unsur dan senyawa kimia, di mana
saja akhirnya semua keadaan fisik memerlukan analisis dan penentuanpenentuan
secara proses kimia. Dengan demikian ilmu kimia memegang peranan penting
dan turut menentukan dalam penyelesaian serta memecahkan masalah Lingkungan
Hidup. Peranan Ilmu Kimia Lingkungan antara lain:
- Mempelajari sifat dan fungsi bahan kimia dalam lingkungan hidup.
- Mempelajari dan menelaah bahan kimia terhadap suatu komponen lain dan terhadap Lingkungan Hidup secara menyeluruh, terutama jika bahan kimia itu tersebar dan berkontaminasi dengan lingkungan, sehingga keseimbangan terganggu.
- Menentukan jumlah batas penyebaran bahan kimia dalam lingkungan agar tidak memberikan gangguan terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan manusia.
- Merekomendasikan hasil penelitian dan percobaan kepada pengelola Lingkungan Hidup atau kepada masyarakat pada umumnya.
1. Mempelajari sifat dan fungsi bahan kimia dalam lingkungan hidup
Beberapa contoh bahan kimia, baik yang merupakan komponen yang alami lingkungan hidup dan ada pula yang merupakan hasil aktivitas manusia yang berlebihan. Setiap bahan memiliki sifat fisika dan sifat kimia serta fungsi yang berbeda-beda. Sebagai contoh oksigen yang berupa gas tak berwarna, gas ini tak beracun dan sangat diperlukan oleh manusia, hewan, dan bakteri aerobik untuk bernafas. Bila ditinjau secara kimia dari segi molekulnya, oksigen memiliki ikatan rangkap dua dengan bentuk molekul planar,dan dapat mengoksidasi besi (terjadinya perkaratan).
2.Mempelajari dan menelaah pengaruh bahan kimia terhadap suatu komponen lain dan terhadap lingkungan hidup secara keseluruhan, terutama jika bahan kimia itu tersebar dan berkontaminasi dengan lingkungan sehingga keseimbangan terganggu.
Dengan mempelajari dan menelaah kita akan mengetahui bahwa bahan kimia yang tidak beracun dan sangat amanpun dapat menimbulkan masalah lingkungan apabila bahan tersebut tersebar. Sebagai contoh, karbohidrat apabila tersebar dari limbah restoran atu rumah tangga dapat menimbulkan polusi udara (bau busuk). Karbon dioksida yang tidak beracun, akan dapat memicu efek rumah kaca (pemanasan global).
Selain itu dengan mempelajari dan menelaah kita akan dapat mengetahui bagaimana kondisi lingkungan kita dengan adanya kontak dengan bahan kimia terutama bahan kimia pencemar.
3. Menentukan jumlah batas penyebaran bahan kimia dalam lingkungan agar tidak memberikan gangguan terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan manusia.
Selama ini digunakan nilai ambang batas (NAB) atau nilai toleransi lingkungan dan manusia terhadap bahan kimia, dimana yang menjadi ukuran adalah status kesehatan masyarakat usia produktif dan daya lenting lingkungan. Dalam NAB tersebut terdapat jumlah maksimal bahan kimia dalam lingkungan, dimana pada jumlah tersebut bahan kimia yang dimaksud tidak akan berdampak negatif terhadap lingkungan. Selain itu juga sering dilakukan pertemuan secara internasional mengenai nilai standar bahan kimia di lingkungan , sebagai contoh Euro-2 yang menentukan standat emisi kendaran.
4. Merekomendasikan hasil penelitian dan percobaan kepada pengelola lingkungan hidup atau kepada masyarakat pada umumnya.
Dari hasil penelitian akan diperoleh data mengenai keadaan lingkungan saat ini. Sebagai contoh penelitian yang dilakukan Japan Automobile Research Institute (JARI yang menunjukkan pencemaran oleh timbal paling berat terjadi di Jakarta ketimbang Tokyo, Beijing, Seoul, Taipei, Bangkok, Kuala Lumpur, dan Manila. Dampak yang diakibatkan pencemaran timbal bisa menyebabkan kematian, kemandulan, dan keterbelakangan mental pada anak- anak. Pencemaran udara di Jakarta 80 persen berasal dari sektor transportasi, sisanya pencemaran dari sektor industri dan lain- lain. Dan hal tersebut sudah disamapaikan di dalam sebuah diskusipada awal Agustus 2006 yang diselenggarakan Mitra Emisi Bersih (MEB) di Jakarta,sehingga sudah saatnya Jakarta menerapkan standar emisi berdasarkan standar Euro-2. (soera)
1.
Pengertian Kimia Lingkungan :
Kimia lingkungan adalah ilmu kimia yang mempelajari study ilmiah atau masalah lingkungan hidup terhadap fenomena kimia dan biokimia yang terjadi di tempat-tempat alami yang berkaitan dengan reaksi kimia serta penerapan pengetahuan ilmu kimia untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan hidup.
2. Peranan kimia lingkungan dalam mengatasi masalah kerusakan lingkungan hidup:
a) Mempelajari sifat dan fungsi bahan kimia dalam lingkungan hidup,
b) Mempelajari dam menelaah pengaruh bahan kimia yang menimbulkan kerusakan lingkungan hidup,
c) Menentukan jumlah batas penyebaran bahan kimia dalam lingkungan agar tidak memberikan ganguan terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan manusia,dan
d) Meneliti dan mencoba mengolah limbah bahan-bahan kimia menjadi bahan-bahan kimia yang bermanfaat bagi kesejahteraan manusia.
3. Beberapa contoh peranan ilmu kimia dalam mengatasi masalah lingkungan hidup:
a) Tumpahan minyak dilaut dapat dibersihkan dengan menambah bahan kimia dan memprosesnya sehingga minyak tumpahan tersebut dapat digunakan kembali.
b) Mencari kemungkinan bahan-bahan lain sebagai pengganti bahan bakar minyak yang merupakan salah satu bahan pencemaran.
c) Mengolah kembali sampah-sampah plastik menjadi bahan yang lebih berguna, misalnya: peralatan rumah tangga dari bahan plastik.
4. Pengertian pencemaran udara:
Pencemaran udara adalah kondisi udara yang tercemar dengan adanya bahan, zat-zat asing atau komponen lain di udara yang menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam , sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannnya.
5. Sumber pencemaran udara:
a) Pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang tidak sempurna,
b) Kegiatan dibidang pertanian, peternakan, kesehatan, dengan menggunakan bahan-bahan kimia,
c) Kegiatan dalam industry yang menggunakan pembakaran dan reaksi kimia,
d) Sampah padat,
e) Kebakaran hutan,
f) Gunung meletus,
g) Gempa bumi.
h) Kebocoran tangki klor
i) Timbulnya gas metana dari tempat pembuangan sampah
j) Uap pelarut organik
6. Bahan pencemar (polutan) udara :
1) Gas Sulfur Dioksida (SO2)
2) Gas Hidrogen Sulfa (H2S)
3) Gas Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2)
4) Gas Amoniak (NH3)
5) Gas Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), hidrokarbon.
6) Partikel debu
7) Partikel Benzen
8) Partikel polutan bersifat biologis seperti bakteri, jamur, virus, telus cacing
9) Particulate matter (PM10)
10) Timbal (Pb)
11) Merkuri (Hg)
7. Usaha-usaha untuk mencegah adanya pencemaran udara :
1) Menghilangkan materi pertikulat dari udara buangan
2) Mengontrol emisi polutan dari berbagai sumber dikurangi
3) Lokasi perindustrian yang tepat
4) Pendidkan kepada masyarakat tentang bahaya pencemaran dan pencegahnnya
5) Pengawasan tempat pembuangan sampah
6) Sangsi bagi pelanggar
8. Pemanasan Global dan penyebabnya :
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata bumi karena efek rumah kaca dan gas-gas lain di atmosfer yang dapat menyebabkan berbagai masalah dan perubahan pada alam.
Penyebabnya : gas-gas rumah kaca seperti ( karbon dioksida, metan / metana, nitrat oksida, hidro chloro carbon, chloro flouro karbon ) akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
9. Global Warming mengakibatkan perubahan cuaca yang tidak menentu karena:
Karena pada pemanasan global terjadi dengan adanya efek rumah kaca yang mengakibatkan sinar matahari yang telah masuk tidak dapat keluar lagi sehingga bumi menjadi panas , selain itu juga mengakibatkan penipisan ozon yang ada di atmosfer yang disebabkan karena penggunaan CFC pada AC, Kulkas, Pendingin, dll. Sehingga masing-masing tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan menimbulkan berbagai masalah seperti perubahan cuaca yang tidak menentu tersebut.
10. Cara mencegah Global Warming :
1. Meminimalisir penggunaan AC
2. Menghemat listrik atau menggunakan lampu hemat energi
3. Jadilah vegetarian
4. Melakukan reboisasi pada hutan yang gundul
5. Tidak membuang sampah sembarangan
6. Melakukan uji emisi pada kendaraan bermotor
7. Menggunakan pengharum tubuh secukupnya.
8. Pembuangan sampah metode atau sistem sanitary lndfill.
9. memperketat penentuan ambang batas Ranangmor pemroduksi gas buang CO2.
11. Dampak pemanasan Global:
v Menambah volume air laut sehingga permukaanya naik, dan akan terjadi banjir di daerah pesisir atau pantai dan daat menenggelamkan pulau-pulau dan kota-kota besar di tepi laut.
v Meningkatkan penyebaran penyakit menular
v Curah hujan di daerah tropis lebih tinggi
v Tanah menjadi lebih cepat kering walaupun sering terjadi hujan
v Sering terjasi angin besar diberbagai tempat
v Berpindahnya hewan ketempat yang lebih dingin
v Musnahnya makhluk hidup yang tidak bisa beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.
v Iklim tidak stabil.
12. Green House Effect :
Peristiwa tertahannya panas matahari di lapisan atmosfir bumi bagian bawah oleh gas-gas rumah kaca yang membentuk lapisan diatmosfer. Energi yang diserap bumi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun, sebagian besar infra merah yang dipancarkan oleh bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya untuk dikembalikan kepermukaan bumi.
13. Penyebab dari Green House Effect :
Effect rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya seperti ( metan / metana, nitrat oksida, hidro chloro karbon, chloro flouro karbon ) di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
14. Akibat dari Green House Effect :
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim dibumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurungi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida diatmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapat pengaruh yang sangat besar.
15. Terjadinya Hujan Asam :
Peristiwa hujan asam dapat terjadi karena hujan secara alami bersifat asam yang mempunyai Ph kurang lebih 5,6 dan bersifat asam lemah,hal tersebut masih bermanfaat karena dapat melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan tumbuhan dan hewan. Diudara, CO2 bereaksi dengan gas sulfur diokside emissions dari pabrik-pabrik dan bercampur dengan H2O sehingga menghasilkan H2SO4. Dan dari penambahan polutan tersebut maka keasaman air hujan akan meningkat dan bercampur dengan air, maka terjadilah hujan asam. Jika air hujan tersebut masuk dan meresap kedalam tanah, maka akan terion dan bereaksi dengan hydrogen, calcium, magnesium, sulphate, aluminium makan akan menimbulkan pencemaran pada air.
Kimia lingkungan adalah ilmu kimia yang mempelajari study ilmiah atau masalah lingkungan hidup terhadap fenomena kimia dan biokimia yang terjadi di tempat-tempat alami yang berkaitan dengan reaksi kimia serta penerapan pengetahuan ilmu kimia untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan hidup.
2. Peranan kimia lingkungan dalam mengatasi masalah kerusakan lingkungan hidup:
a) Mempelajari sifat dan fungsi bahan kimia dalam lingkungan hidup,
b) Mempelajari dam menelaah pengaruh bahan kimia yang menimbulkan kerusakan lingkungan hidup,
c) Menentukan jumlah batas penyebaran bahan kimia dalam lingkungan agar tidak memberikan ganguan terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan manusia,dan
d) Meneliti dan mencoba mengolah limbah bahan-bahan kimia menjadi bahan-bahan kimia yang bermanfaat bagi kesejahteraan manusia.
3. Beberapa contoh peranan ilmu kimia dalam mengatasi masalah lingkungan hidup:
a) Tumpahan minyak dilaut dapat dibersihkan dengan menambah bahan kimia dan memprosesnya sehingga minyak tumpahan tersebut dapat digunakan kembali.
b) Mencari kemungkinan bahan-bahan lain sebagai pengganti bahan bakar minyak yang merupakan salah satu bahan pencemaran.
c) Mengolah kembali sampah-sampah plastik menjadi bahan yang lebih berguna, misalnya: peralatan rumah tangga dari bahan plastik.
4. Pengertian pencemaran udara:
Pencemaran udara adalah kondisi udara yang tercemar dengan adanya bahan, zat-zat asing atau komponen lain di udara yang menyebabkan berubahnya tatanan udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam , sehingga kualitas udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannnya.
5. Sumber pencemaran udara:
a) Pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor yang tidak sempurna,
b) Kegiatan dibidang pertanian, peternakan, kesehatan, dengan menggunakan bahan-bahan kimia,
c) Kegiatan dalam industry yang menggunakan pembakaran dan reaksi kimia,
d) Sampah padat,
e) Kebakaran hutan,
f) Gunung meletus,
g) Gempa bumi.
h) Kebocoran tangki klor
i) Timbulnya gas metana dari tempat pembuangan sampah
j) Uap pelarut organik
6. Bahan pencemar (polutan) udara :
1) Gas Sulfur Dioksida (SO2)
2) Gas Hidrogen Sulfa (H2S)
3) Gas Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2)
4) Gas Amoniak (NH3)
5) Gas Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), hidrokarbon.
6) Partikel debu
7) Partikel Benzen
8) Partikel polutan bersifat biologis seperti bakteri, jamur, virus, telus cacing
9) Particulate matter (PM10)
10) Timbal (Pb)
11) Merkuri (Hg)
7. Usaha-usaha untuk mencegah adanya pencemaran udara :
1) Menghilangkan materi pertikulat dari udara buangan
2) Mengontrol emisi polutan dari berbagai sumber dikurangi
3) Lokasi perindustrian yang tepat
4) Pendidkan kepada masyarakat tentang bahaya pencemaran dan pencegahnnya
5) Pengawasan tempat pembuangan sampah
6) Sangsi bagi pelanggar
8. Pemanasan Global dan penyebabnya :
Pemanasan global adalah meningkatnya suhu rata-rata bumi karena efek rumah kaca dan gas-gas lain di atmosfer yang dapat menyebabkan berbagai masalah dan perubahan pada alam.
Penyebabnya : gas-gas rumah kaca seperti ( karbon dioksida, metan / metana, nitrat oksida, hidro chloro carbon, chloro flouro karbon ) akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca.
9. Global Warming mengakibatkan perubahan cuaca yang tidak menentu karena:
Karena pada pemanasan global terjadi dengan adanya efek rumah kaca yang mengakibatkan sinar matahari yang telah masuk tidak dapat keluar lagi sehingga bumi menjadi panas , selain itu juga mengakibatkan penipisan ozon yang ada di atmosfer yang disebabkan karena penggunaan CFC pada AC, Kulkas, Pendingin, dll. Sehingga masing-masing tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan menimbulkan berbagai masalah seperti perubahan cuaca yang tidak menentu tersebut.
10. Cara mencegah Global Warming :
1. Meminimalisir penggunaan AC
2. Menghemat listrik atau menggunakan lampu hemat energi
3. Jadilah vegetarian
4. Melakukan reboisasi pada hutan yang gundul
5. Tidak membuang sampah sembarangan
6. Melakukan uji emisi pada kendaraan bermotor
7. Menggunakan pengharum tubuh secukupnya.
8. Pembuangan sampah metode atau sistem sanitary lndfill.
9. memperketat penentuan ambang batas Ranangmor pemroduksi gas buang CO2.
11. Dampak pemanasan Global:
v Menambah volume air laut sehingga permukaanya naik, dan akan terjadi banjir di daerah pesisir atau pantai dan daat menenggelamkan pulau-pulau dan kota-kota besar di tepi laut.
v Meningkatkan penyebaran penyakit menular
v Curah hujan di daerah tropis lebih tinggi
v Tanah menjadi lebih cepat kering walaupun sering terjadi hujan
v Sering terjasi angin besar diberbagai tempat
v Berpindahnya hewan ketempat yang lebih dingin
v Musnahnya makhluk hidup yang tidak bisa beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.
v Iklim tidak stabil.
12. Green House Effect :
Peristiwa tertahannya panas matahari di lapisan atmosfir bumi bagian bawah oleh gas-gas rumah kaca yang membentuk lapisan diatmosfer. Energi yang diserap bumi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan permukaan bumi. Namun, sebagian besar infra merah yang dipancarkan oleh bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya untuk dikembalikan kepermukaan bumi.
13. Penyebab dari Green House Effect :
Effect rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya seperti ( metan / metana, nitrat oksida, hidro chloro karbon, chloro flouro karbon ) di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.
14. Akibat dari Green House Effect :
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrim dibumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurungi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida diatmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapat pengaruh yang sangat besar.
15. Terjadinya Hujan Asam :
Peristiwa hujan asam dapat terjadi karena hujan secara alami bersifat asam yang mempunyai Ph kurang lebih 5,6 dan bersifat asam lemah,hal tersebut masih bermanfaat karena dapat melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan tumbuhan dan hewan. Diudara, CO2 bereaksi dengan gas sulfur diokside emissions dari pabrik-pabrik dan bercampur dengan H2O sehingga menghasilkan H2SO4. Dan dari penambahan polutan tersebut maka keasaman air hujan akan meningkat dan bercampur dengan air, maka terjadilah hujan asam. Jika air hujan tersebut masuk dan meresap kedalam tanah, maka akan terion dan bereaksi dengan hydrogen, calcium, magnesium, sulphate, aluminium makan akan menimbulkan pencemaran pada air.
3 Pada intinya, pemanasan global adalah peningkatan suhu
udara di permukaan Bumi dan di lautan yang dimulai sejak abad ke-20 dan
diprediksikan terus mengalami peningkatan.1 Sebagian besar ilmuwan
menggunakan terminologi perubahan iklim daripada pemanasan global. Asumsinya
adalah, yang terjadi sekarang ini tidak hanya fenomena bertambah panasnya suhu
udara, tetapi juga iklim yang berubah-ubah. Kenapa itu bisa terjadi? Semuanya
berasal dari bertambah panasnya suhu udara di Bumi. Arus angin dan laut lalu
memindahkan panas ini ke segala penjuru Bumi. Pergerakan tersebut mendinginkan
beberapa wilayah, memanaskan beberapa wilayah lainnya, dan mengubah jumlah
curah hujan dan salju yang turun ke suatu tempat. Sebagai akibatnya, terjadi
perubahan pola iklim global.5
Gejala
Pemanasan Global
Suhu rata-rata udara di permukaan Bumi meningkat 0,75ºC pada abad lalu,
tetapi naiknya berlipat ganda dalam 50 tahun terakhir.2 Badan PBB,
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), memproyeksikan bahwa pada
tahun 2100 suhu rata-rata dunia cenderung akan meningkat dari 1,8ºC menjadi 4ºC
– dan skenario terburuk bisa mencapai 6,4ºC – kecuali dunia mengambil tindakan
untuk membatas emisi gas rumah kaca. Sepertinya, angka itu tidak begitu berarti
bagi Anda. Akan tetapi, Anda perlu tahu, selama Zaman Es terakhir sekitar
11.500 tahun yang lalu, suhu rata-rata dunia hanya 5ºC lebih rendah daripada
suhu udara sekarang, dan saat itu hampir seluruh benua Eropa tertutup lapisan
es tebal!4 Tren pemanasan ini terus berlanjut: 11 tahun terpanas
dalam sejarah semuanya terjadi dalam 12 tahun terakhir.
Penyebab
Pemanasan Global
Foto:
www.earth.columbia.edu
Matahari
adalah sumber kehidupan bumi satu-satunya. Tanpa Matahari, kita sudah punah.
Tapi kalau Matahari memancarkan panas yang lebih dari biasanya, kita juga akan
terbakar dan kena radiasi. Jadi, sebaiknya yang bagaimana, ya?
Sinar
matahari yang baik adalah yang seimbang, yang menyinari bumi sama dengan yang
dilepas dari bumi. Bila jumlah panas yang masuk ke bumi dan dipantulkan kembali
ke langit sama banyaknya, maka bumi tetap sehat dan layak buat manusia. Tapi
bila panas yang dipancarkan ke bumi lebih banyak daripada yang dipantulkan
kembali ke angkasa, maka suhu bumi akan panas. Inilah yang disebut pemanasan
global atau global warming .
Banyak
kerugian yang dirasakan manusia di masa kini dan masa akan datang akibat
pemanasan global. Dalam puluhan tahun ke depan diperkirakan ketinggian air laut
bertambah karena es di kutub mencair. Yang jelas, pemanasan global terjadi
karena manusia melawan alam. Apa saja penyebab pemanasan global dan bagaimana
cara mencegahnya? Kar to/Wahyu /XY-Kids!
Rumah Kaca
Rumah kaca
atau green house sebenarnya adalah suatu bangunan tertutup yang dinding
dan atapnya terbuat dari kaca. Rumah kaca ini berfungsi untuk mengatur iklim
mikro (iklim di dalam rumah kaca itu) sesuai dengan keinginan kita. Jadi
seumpama di luar sedang musim dingin, maka di dalam rumah kaca ini bisa kita
bikin hangat suhunya. Caranya dengan menahan panas dari sinar matahari yang
masuk melalui dinding dan atap kaca tadi tetap berada di dalam rumah kaca.
Makanya rumah kaca lebih banyak digunakan untuk pertanian di daerah yang punya
empat musim.
Nah, prinsip
yang mirip efek rumah kaca ini juga menyebakan terjadinya pemanasan global di
bumi. Panas dari matahari yang masuk ke atmosfer bumi, tidak semuanya bisa
dipantulkan kembali keluar atmosfer. Sebagian panas tersebut tetap tertahan di
dalam atmosfer bumi. Penyebabnya adalah polusi besar-besaran gas CO2
. Gas CO2 yang berlebihan bisa menghambat keluarnya panas matahari
yang dipantulkan Bumi.
Polusi gas
CO2 ini paling besar berasal pembakaran bahan bakar fosil. Bahan
bakar fosil ini adalah bahan bakar yang terbentuk dari fosil tumbuhan atau
hewan purba. Bahan bakar ini misalnya minyak bumi (yang kemudian jadi bensin
dan solar) dan batu bara. Kemajuan teknologi industri dan kendaraan adalah
penyumbang terbesar pembakaran bahan bakar fosil ini. Mobil, hingga saat ini,
sebagian besar masih menggunakan bensin atau solar, sementara industri masih
banyak yang memanfaatkan batu bara sebagai sumber tenaganya.
Jumlah
Penduduk (populasi)
Luas tanah
di bumi tidak bertambah, tapi jumlah penduduk semakin banyak. Akibatnya, lahan
untuk tumbuhan dan pertanian semakin sedikit karena dipakai untuk tempat
tinggal manusia. Selain itu, penduduk yang bertambah banyak juga membutuhkan
air yang lebih banyak. Air yang seharusnya untuk irigasi tanaman dan tumbuhan
berkurang karena dipakai manusia. Tanaman yang tidak mendapat pasokan air
akhirnya menghasilkan panen yang semakin sedikit.
Industri
Negara
industri atau yang disebut sebagai negara maju adalah yang paling bertanggung
jawab terjadinya pemanasan global. Bagaimana tidak, negara-negara maju seperti
Amerika dan Eropa menyumbang 50 persen lebih penyebab pemanasan global. Yang
paling buruk adalah industri mobil yang dulu pusatnya di Amerika. Kini industri
besar-besaran tidak cuma di Amerika, tapi juga di negara yang sedang berkembang
seperti China, India, dan Indonesia. Polusi dari industri hampir merata di
seluruh di dunia.
Dimulai dari Hal Kecil
Puluhan
tahun lagi pemanasan global semakin dahsyat. Kalau tidak dicegah dari sekarang,
bukan tidak mungkin 50 tahun kemudian sebagian dari pulau-pulau di Indonesia
akan hilang tenggelam. Soalnya, es di kutub akan mencari dengan meningkatnya
suhu pemukaan bumi. Selain itu, manusia bisa kelaparan karena produksi makanan
di dunia semakin sedikit. Adalah tanggung jawab semua orang untuk mencegah
peningkatan pemanasan global.
Apa yang
kita lakukan untuk membantu mencegah peningkatan pemanasan global? Bisa dimulai
dari hal kecil. Misalnya,
- Memakai listrik secukupnya, misalnya lampu dan AC kamar dimatikan saat tidak terpakai. Ini dilakukan agar mengurangi emisi CO2 (sebagian pembangkit tenaga listrik di Indonesia masih menggunakan tenaga diesel yang butuh solar atau tenaga uap yang butuh batu bara),
- Jangan mencemari air, misalnya jangan membuang kertas tisu ke toilet,
- Menggunakan air seperlunya, misalnya mandi dengan shower akan lebih hemat air daripada dengan gayung,
- Mencintai dan memelihara tumbuhan dan tanaman.
Mungkin anda
pernah membayangkan berada di dalam mobil yang tertutup rapat pada siang hari.
Sinar matahari dengan leluasa dapat memasuki ruangan mobil melalui kaca mobil,
sehingga menyebabkan udara di dalam mobil menjadi lebih panas. Udara di
dalam mobil menghangat, karena panas sinar matahari yang masuk tidak dapat
leluasa keluar. Sehingga panas tersebut terperangkap di dalam mobil.
Demikian
halnya dengan pemanasan global. Matahari memancarkan radiasinya ke bumi
menembus lapisan atmosfer bumi. Radiasi tersebut akan dipantulkan kembali
ke angkasa, namun sebagian gelombang tersebut diserap oleh gas rumah kaca,
yaitu CO2, CH4, N2O, HFCs dan SF4 yang berada di atmosfer. Sebagai akibatnya
gelombang tersebut terperangkap di dalam atmosfer bumi. Peristiwa ini terjadi
berulang-ulang, sehingga menyebabkan suhu rata-rata di permukaan bumi
meningkat. Peristiwa inilah yang sering disebut dengan pemanasan global.
Apakah
Penyebab Pemanasan Global?
Pemanasan global merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas manusia di seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan teknologi dan industri. Oleh karena itu peristiwa ini berdampak global. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global terdiri dari:
Pemanasan global merupakan fenomena global yang disebabkan oleh aktivitas manusia di seluruh dunia, pertambahan populasi penduduk, serta pertumbuhan teknologi dan industri. Oleh karena itu peristiwa ini berdampak global. Beberapa aktivitas manusia yang menyebabkan terjadinya pemanasan global terdiri dari:
Konsumsi
energi bahan bakar fosil. Sektor industri merupakan penyumbang emisi
karbon terbesar, sedangkan sektor transportasi menempati posisi kedua. Menurut
Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (2003), konsumsi energi bahan bakar
fosil memakan sebanyak 70% dari total konsumsi energi, sedangkan listrik
menempati posisi kedua dengan memakan 10% dari total konsumsi energi. Dari
sektor ini, Indonesia mengemisikan gas rumah kaca sebesar 24,84% dari total
emisi gas rumah kaca.
Indonesia
termasuk negara pengkonsumsi energi terbesar di Asia setelah Cina, Jepang,
India dan Korea Selatan. Konsumsi energi yang besar ini diperoleh karena
banyaknya penduduk yang menggunakan bahan bakar fosil sebagai sumber energinya,
walaupun dalam perhitungan penggunaan energi per orang di negara berkembang,
tidak sebesar penggunaan energi per orang di negara maju. Menurut Prof. Emil
Salim, USA mengemisikan 20 ton CO2/orang per tahun dengan jumlah penduduk 1,1
milyar penduduk, Cina mengemisikan 3 ton CO2/orang per tahun dengan
jumlah 1,3 milyar penduduk, sementara India mengemisikan 1,2 ton CO2/orang
dengan jumlah 1 milyar penduduk.
Dengan
demikian, banyaknya gas rumah kaca yang dibuang ke atmosfer dari sektor ini
berkaitan dengan gaya hidup dan jumlah penduduk. USA merupakan negara dengan
penduduk yang mempunyai gaya hidup sangat boros, dalam mengkonsumsi energi yang
berasal dari bahan bakar fosil, berbeda dengan negara berkembang yang
mengemisikan sejumlah gas rumah kaca, karena akumulasi banyaknya penduduk.
Sampah.
Sampah menghasilkan gas metana (CH4). Diperkirakan 1 ton sampah padat
menghasilkan 50 kg gas metana. Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi
kota-kota di Indonesia. Menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup pada tahun
1995 rata-rata orang di perkotaan di Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 0,8
kg/hari dan pada tahun 2000 terus meningkat menjadi 1 kg/hari. Dilain pihak
jumlah penduduk terus meningkat sehingga, diperkirakan, pada tahun 2020 sampah
yang dihasilkan mencapai 500 juta kg/hari atau 190 ribu ton/tahun. Dengan
jumlah ini maka sampah akan mengemisikan gas metana sebesar 9500 ton/tahun.
Dengan demikian, sampah di perkotaan merupakan sektor yang sangat potensial,
mempercepat proses terjadinya pemanasan global.
Kerusakan
hutan. Salah satu fungsi tumbuhan yaitu menyerap karbondioksida (CO2), yang
merupakan salah satu dari gas rumah kaca, dan mengubahnya menjadi oksigen
(O2). Saat ini di Indonesia diketahui telah terjadi kerusakan hutan yang
cukup parah. Laju kerusakan hutan di Indonesia, menurut data dari Forest
Watch Indonesia (2001), sekitar 2,2 juta/tahun. Kerusakan hutan tersebut
disebabkan oleh kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan, antara lain
perubahan hutan menjadi perkebunan dengan tanaman tunggal secara besar-besaran,
misalnya perkebunan kelapa sawit, serta kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan
oleh pemegang Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan Hutan Tanaman Industri (HTI).
Dengan kerusakan seperti tersebut diatas, tentu saja proses penyerapan
karbondioksida tidak dapat optimal. Hal ini akan mempercepat terjadinya pemanasan
global.
Menurut data
dari Yayasan Pelangi, pada tahun 1990, emisi gas CO2 yang dilepaskan oleh
sektor kehutanan, termasuk perubahan tata guna lahan, mencapai 64 % dari
total emisi CO2 Indonesia yang mencapai 748,61 kiloTon. Pada tahun 1994 terjadi
peningkatan emisi karbon menjadi 74%.
Pertanian
dan peternakan. Sektor ini memberikan kontribusi terhadap peningkatan
emisi gas rumah kaca melalui sawah-sawah yang tergenang yang menghasilkan gas
metana, pemanfaatan pupuk serta praktek pertanian, pembakaran sisa-sisa
tanaman, dan pembusukan sisa-sisa pertanian, serta pembusukan kotoran ternak.
Dari sektor ini gas rumah kaca yang dihasilkan yaitu gas metana (CH4) dan gas
dinitro oksida (N20). Di Indonesia, sektor pertanian dan peternakan
menyumbang emisi gas rumah kaca sebesar 8.05 % dari total gas rumah kaca yang
diemisikan ke atmosfer.
Dampak
Pemanasan Global
Sebagai sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan, menempatkan Indonesia dalam kondisi yang rentan menghadapi terjadinya pemanasan global. Sebagai akibat terjadinya pemanasan global, Indonesia akan menghadapi peristiwa :
Pertama, Kenaikan temperatur global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut, dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang, serta terjadinya pemutihan terumbu karang (coral bleaching), dan punahnya berbagai jenis ikan. Selain itu, naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan pulau-pulau kecil dan daerah landai di Indonesia akan hilang. Ancaman lain yang dihadapi masyarakat yaitu memburuknya kualitas air tanah, sebagai akibat dari masuknya atau merembesnya air laut, serta infrastruktur perkotaan yang mengalami kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air laut.
Sebagai sebuah fenomena global, dampak pemanasan global dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia, termasuk Indonesia. Posisi Indonesia sebagai negara kepulauan, menempatkan Indonesia dalam kondisi yang rentan menghadapi terjadinya pemanasan global. Sebagai akibat terjadinya pemanasan global, Indonesia akan menghadapi peristiwa :
Pertama, Kenaikan temperatur global, menyebabkan mencairnya es di kutub utara dan selatan, sehingga mengakibatkan terjadinya pemuaian massa air laut, dan kenaikan permukaan air laut. Hal ini akan menurunkan produksi tambak ikan dan udang, serta terjadinya pemutihan terumbu karang (coral bleaching), dan punahnya berbagai jenis ikan. Selain itu, naiknya permukaan air laut akan mengakibatkan pulau-pulau kecil dan daerah landai di Indonesia akan hilang. Ancaman lain yang dihadapi masyarakat yaitu memburuknya kualitas air tanah, sebagai akibat dari masuknya atau merembesnya air laut, serta infrastruktur perkotaan yang mengalami kerusakan, sebagai akibat tergenang oleh air laut.
Kedua,
Pergeseran musim sebagai akibat dari adanya perubahan pola curah hujan.
Perubahan iklim mengakibatkan intensitas hujan yang tinggi pada periode yang
singkat serta musim kemarau yang panjang. Di beberapa tempat terjadi
peningkatan curah hujan sehingga meningkatkan peluang terjadinya banjir dan
tanah longsor, sementara di tempat lain terjadi penurunan curah hujan yang
berpotensi menimbulkan kekeringan. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS)
akan terjadi perbedaan tingkat air pasang dan surut yang makin tajam. Hal
ini mengakibatkan meningkatnya kekerapan terjadinya banjir atau
kekeringan. Kondisi ini akan semakin parah apabila daya tampung badan
sungai atau waduk tidak terpelihara akibat erosi.
Kedua
peristiwa tersebut akan menimbulkan dampak pada beberapa sektor, yaitu :
Kehutanan.
Terjadinya pergantian beberapa spesies flora dan fauna. Kenaikan suhu akan
menjadi faktor penyeleksi alam, dimana spesies yang mampu beradaptasi akan
bertahan dan, bahkan kemungkinan akan berkembang biak dengan pesat. Sedangkan
spesies yang tidak mampu beradaptasi, akan mengalami kepunahan. Adanya
kebakaran hutan yang terjadi merupakan akibat dari peningkatan suhu di sekitar
hutan, sehingga menyebabkan rumput-rumput dan ranting yang mengering mudah
terbakar. Selain itu, kebakaran hutan menyebabkan punahnya berbagai
keanekaragaman hayati.
Perikanan.
Peningkatan suhu air laut mengakibatkan terjadinya pemutihan terumbu karang,
dan selanjutnya matinya terumbu karang, sebagai habitat bagi berbagai jenis
ikan. Suhu air laut yang meningkat juga memicu terjadinya migrasi ikan yang
sensitif terhadap perubahan suhu secara besar-besaran menuju ke daerah yang
lebih dingin. Peristiwa matinya terumbu karang dan migrasi ikan, secara
ekonomis, merugikan nelayan karena menurunkan hasil tangkapan mereka.
Pertanian. Pada
umumnya, semua bentuk sistem pertanian sensitif terhadap perubahan iklim.
Perubahan iklim berakibat pada pergeseran musim dan perubahan pola curah hujan.
Hal tersebut berdampak pada pola pertanian, misalnya keterlambatan musim tanam
atau panen, kegagalan penanaman, atau panen karena banjir, tanah longsor dan
kekeringan. Sehingga akan terjadi penurunan produksi pangan di Indonesia.
Singkatnya, perubahan iklim akan mempengaruhi ketahanan pangan nasional.
Kesehatan.
Dampak pemanasan global pada sektor ini yaitu meningkatkan frekuensi penyakit
tropis, misalnya penyakit yang ditularkan oleh nyamuk (malaria dan demam
berdarah), mewabahnya diare, penyakit kencing tikus atau leptospirasis dan
penyakit kulit. Kenaikan suhu udara akan menyebabkan masa inkubasi nyamuk
semakin pendek sehingga nyamuk makin cepat untuk berkembangbiak. Bencana banjir
yang melanda akan menyebabkan terkontaminasinya persediaan air bersih sehingga
menimbulkan wabah penyakit diare dan penyakit leptospirosis pada masa pasca
banjir. Sementara itu, kemarau panjang akan mengakibatkan krisis air bersih
sehingga berdampak timbulnya penyakit diare dan penyakit kulit. Penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) juga menjadi ancaman seiring dengan
terjadinya kebakaran hutan.
Selain
dampak diatas, tercatat beberapa kejadian luar biasa yang mengindikasikan
terjadinya pemanasan global, yaitu :
- Tahun 2005 merupakan tahun terpanas. NASA melaporkan bahwa temperatur rata-rata global telah meningkat 0,060 C.
- Pencairan Artik terbesar terjadi di tahun 2005. Hasil foto salah satu satelit menunjukkan area yang tertutup es permanen merupakan area tersempit pada akhir musim panas tahun 2005.
- Tahun 2005 merupakan tahun dengan air di Karibia terpanas, lebih lama dari yang pernah terjadi dan menyebabkan terjadinya pemutihan karang (coral bleaching) besar-besaran di sepanjang wilayah mulai dari Karibia hingga Florida Keys, Amerika Serikat.
- Tahun 2005 tercatat sebagai tahun dengan nama badai terbanyak. Terdapat 26 nama badai yang melampaui daftar nama resmi. Pada tahun ini juga terdapat sekitar 14 badai, yang disebut sebagai badai hebat (hurricane), karena memiliki kecepatan angin melebihi 119 km/jam. Rekor tahun sebelumnya hanya 12 badai dalam setahun. Tahun 2005 juga merupakan tahun dengan kategori 5 badai terbanyak dengan kecepatan angin 249 km/jam. Tahun 2005 merupakan tahun yang mengalami kerugian termahal akibat badai.
- Tahun 2005 merupakan tahun terkering yang pernah terjadi sejak beberapa dekade lalu di Amazon, Amerika Selatan. Dan Amerika bagian barat menderita akibat kekeringan yang panjang.
Dampak
Pemanasan
Global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub utara dan
kutub selatan. Es di Greenland yang telah mencair hampir mencapai 19 juta ton!
Dan volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang
ada 4 tahun sebelumnya! Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari
model-model prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa
prediksi awal yang pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di
kutub akan lenyap pada tahun 2040 sampai 2100. Tetapi data es tahunan yang
tercatat hingga tahun 2007 membuat mereka berpikir ulang mengenai model
prediksi yang telah dibuat sebelumnya.
Para ilmuwan mengakui bahwa ada faktor-faktor kunci yang tidak
mereka ikutkan dalam model prediksi yang ada. Dengan menggunakan data es
terbaru, serta model prediksi yang lebih akurat, Dr. H. J. Zwally, seorang ahli
iklim NASA membuat prediksi baru yang sangat mencengangkan: HAMPIR
SEMUA ES DI KUTUB UTARA AKAN LENYAP ANTARA TAHUN 2008 - 2012!
Baru-baru ini
sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa seriusnya kondisi ini. Pada tanggal
6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas 414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali
luas kota Surabaya) di Antartika runtuh.
Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang sangat besar itu mengambang permanen di sekitar 1.609 kilometer selatan Amerika Selatan, barat daya Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan es itu berada di sana sejak 1.500 tahun lalu. “Ini akibat pemanasan global,” ujar ketua peneliti NSIDC Ted Scambos. Menurutnya, lempengan es yang disebut Wilkins Ice Shelf itu sangat jarang runtuh. Sekarang, setelah adanya perpecahan itu, bongkahan es yang tersisa tinggal 12.950 kilometer persegi, ditambah 5,6 kilometer potongan es yang berdekatan dan menghubungkan dua pulau. “Sedikit lagi, bongkahan es terakhir ini bisa turut amblas. Dan, separo total area es bakal hilang dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Scambos.
“Beberapa kejadian akhir-akhir ini merupakan titik yang memicu dalam perubahan sistem,” ujar Sarah Das, peneliti dari Institut Kelautan Wood Hole. Perubahan di Antartika sangat kompleks dan lebih terisolasi dari seluruh bagian dunia.
Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.
Menurut peneliti, bongkahan es berbentuk lempengan yang sangat besar itu mengambang permanen di sekitar 1.609 kilometer selatan Amerika Selatan, barat daya Semenanjung Antartika. Padahal, diyakini bongkahan es itu berada di sana sejak 1.500 tahun lalu. “Ini akibat pemanasan global,” ujar ketua peneliti NSIDC Ted Scambos. Menurutnya, lempengan es yang disebut Wilkins Ice Shelf itu sangat jarang runtuh. Sekarang, setelah adanya perpecahan itu, bongkahan es yang tersisa tinggal 12.950 kilometer persegi, ditambah 5,6 kilometer potongan es yang berdekatan dan menghubungkan dua pulau. “Sedikit lagi, bongkahan es terakhir ini bisa turut amblas. Dan, separo total area es bakal hilang dalam beberapa tahun mendatang,” ujar Scambos.
“Beberapa kejadian akhir-akhir ini merupakan titik yang memicu dalam perubahan sistem,” ujar Sarah Das, peneliti dari Institut Kelautan Wood Hole. Perubahan di Antartika sangat kompleks dan lebih terisolasi dari seluruh bagian dunia.
Antartika di Kutub Selatan adalah daratan benua dengan wilayah pegunungan dan danau berselimut es yang dikelilingi lautan. Benua ini jauh lebih dingin daripada Artik, sehingga lapisan es di sana sangat jarang meleleh, bahkan ada lapisan yang tidak pernah mencair dalam sejarah. Temperatur rata-ratanya minus 49 derajat Celsius, tapi pernah mencapai hampir minus 90 derajat celsius pada Juli 1983. Tak heran jika fenomena mencairnya es di benua yang mengandung hampir 90 persen es di seluruh dunia itu mendapat perhatian serius peneliti.
Fakta #2:
Meningkatnya level permukaan laut
Mencairnya
es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung pada naiknya level
permukaan air laut (grafik di samping menunjukkan hasil pengukuran level
permukaan air laut selama beberapa tahun terakhir). Para ahli memperkirakan
apabila seluruh Greenland mencair. Level permukaan laut akan naik sampai dengan
7 meter! Cukup untuk menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran
rendah di seluruh dunia.
Peningkatan Level Permukaan Laut yang
diukur oleh satelit TOPEX/Poseidon dan Jason-1 (Sumber: NASA)
Fakta #3:
Perubahan Iklim/cuaca yang semakin ekstrim
NASA menyatakan
bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya perubahan cuaca dan
iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi sehingga
menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain. Topan
dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama
semakin kuat. Tanpa diperkuat oleh pernyataan NASA di atas pun Anda sudah dapat
melihat efeknya pada lingkungan di sekitar kita. Anda tentu menyadari betapa
panasnya suhu di sekitar Anda belakangan ini. Anda juga dapat melihat betapa
tidak dapat diprediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau yang
mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya dilakukan
pada musim kemarau ternyata malah hujan. Anda juga dapat mencermati kasus-kasus
badai ekstrim yang belum pernah melanda wilayah-wilayah terntentu di Indonesia.
Tahun-tahun belakangan ini kita makin sering dilanda badai-badai yang
mengganggu jalannya pelayaran dan pengangkutan baik via laut maupun udara.
Bila
fenomena dalam negeri masih belum cukup bagi Anda, Anda dapat juga mencermati
berita-berita internasional mengenai bencana alam. Badai topan di Jepang dan
Amerika Serikat terus memecahkan rekor kecepatan angin, skala, dan kekuatan
badai dari tahun ke tahun, curah hujan dan badai salju di China juga terus
memecahkan rekor baru dari tahun ke tahun. Anda dapat mencermati
informasi-informasi ini melalui media massa maupun internet. Tidak ada satu
benua pun di dunia ini yang luput dari perubahan iklim yang ekstrim ini.
Fakta #4:
Gelombang Panas menjadi Semakin Ganas
Pemanasan Global
mengakibatkan gelombang panas menjadi semakin sering terjadi dan semakin kuat.
Tahun 2007 adalah tahun pemecahan rekor baru untuk suhu yang dicapai oleh
gelombang panas yang biasa melanda Amerika Serikat. Daerah St. George, Utah
memegang rekor tertinggi dengan suhu tertinggi mencapai 48o Celcius! (Sebagai
perbandingan, Anda dapat membayangkan suhu kota Surabaya yang terkenal panas
‘hanya’ berkisar di antara 30o-37o Celcius). Suhu di St. George disusul oleh
Las Vegas dan Nevada yang mencapai 47o Celcius, serta beberapa kota lain di
Amerika Serikat yang rata-rata suhunya di atas 40o Celcius. Daerah Death Valley
di California malah sempat mencatat suhu 53o Celcius! Serangan gelombang panas
kali ini bahkan memaksa pemerintah di beberapa negara bagian untuk
mendeklarasikan status darurat siaga I. Serangan tahun itu memakan beberapa
korban meninggal (karena kepanasan), mematikan ratusan ikan air tawar, merusak
hasil pertanian, memicu kebakaran hutan yang hebat, serta membunuh hewan-hewan
ternak.
Pada tahun 2003,
daerah Eropa Selatan juga pernah mendapat serangan gelombang panas hebat yang
mengakibatkan tidak kurang dari 35.000 orang meninggal dunia dengan korban
terbanyak dari Perancis (14.802 jiwa). Perancis merupakan negara dengan korban
jiwa terbanyak karena tidak siapnya penduduk dan pemerintah setempat atas
fenomena gelombang panas sebesar itu. Korban jiwa lainnya tersebar mulai dari
Inggris, Italia, Portugal, Spanyol, dan negara- negara Eropa lainnya. Gelombang
panas ini juga menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata di
daerah Eropa.
Mungkin
kita tidak mengalami gelombang-gelombang panas maha dahsyat seperti yang
dialami oleh Eropa dan Amerika Serikat, tetapi melalui pengamatan dan dari apa
yang Anda rasakan sehari-harinya. Anda dapat juga merasakan betapa panasnya
suhu di sekitar Anda. Cobalah perhatikan seberapa sering Anda mendengar ataupun
mungkin mengucapkan sendiri kata-kata seperti: “Panas banget ya hari ini!”
Apabila Anda kebetulan bekerja di dalam ruangan ber-AC dari pagi hingga siang
hari sehingga Anda tidak sempat merasakan panasnya suhu belakangan ini, Anda
dapat menanyakannya kepada teman-teman ataupun orang disekitar Anda yang
kebetulan bekerja di luar ruang. Orang-orang yang sehari-harinya bekerja dengan
menggunakan kendaraan terbuka di siang hari bolong (misalnya sales dengan
sepeda motor) mungkin dapat menceritakan dengan lebih jelas betapa panasnya
sinar matahari yang menyengat punggung mereka.
Fakta #5:
Habisnya Gletser- Sumber Air Bersih Dunia
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air
bersih, dan pada jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air
laut dunia. Dan sayangnya itulah yang terjadi saat ini. Gletser-gletser dunia
saat ini mencair hingga titik yang mengkhawatirkan!
NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas. Dan dipastikan bahwa umat manusialah yang bertanggung jawab untuk hal ini.
NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005 saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya level air laut merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas. Dan dipastikan bahwa umat manusialah yang bertanggung jawab untuk hal ini.
Hubungan Pemanasan Global dengan Efek Gas Rumah Kaca
Bumi ini sebetulnya secara alami menjadi panas karena radiasi panas
matahari yang masuk ke atmosfer. Panas ini sebagian diserap oleh permukaan Bumi
lalu dipantulkan kembali ke angkasa. Karena ada gas rumah kaca di atmosfer, di
antaranya karbon dioksida (CO2), metana (CH4), nitro
oksida (N2O), sebagian panas tetap ada di atmosfer sehingga Bumi
menjadi hangat pada suhu yang tepat (60ºF/16ºC) bagi hewan, tanaman, dan
manusia untuk bisa bertahan hidup.3 Mekanisme inilah yang disebut
efek gas rumah kaca. Tanpa efek gas rumah kaca, suhu rata-rata di dunia bisa
menjadi -18ºC.4 Sayangnya, karena sekarang ini terlalu banyak gas
rumah kaca di atmosfer, terlalu banyak panas yang ditangkapnya. Akibatnya, Bumi
menjadi semakin panas.
Penyebab Pemanasan Global
Dalam laporan
terbaru, Fourth Assessment Report, yang dikeluarkan oleh Intergovernmental
Panel on Climate Change (IPCC), satu badan PBB yang terdiri dari 1.300 ilmuwan
dari seluruh dunia, terungkap bahwa 90% aktivitas manusia selama 250 tahun
terakhir inilah yang membuat planet kita semakin panas.2 Sejak
Revolusi Industri, tingkat karbon dioksida beranjak naik mulai dari 280 ppm
menjadi 379 ppm dalam 150 tahun terakhir. Tidak main-main, peningkatan
konsentrasi CO2 di atmosfer Bumi itu tertinggi sejak 650.000 tahun
terakhir! IPCC juga menyimpulkan bahwa 90% gas rumah kaca yang dihasilkan
manusia, seperti karbon dioksida, metana, dan nitro oksida, khususnya selama 50
tahun ini, telah secara drastis menaikkan suhu Bumi. Sebelum masa industri,
aktivitas manusia tidak banyak mengeluarkan gas rumah kaca, tetapi pertambahan
penduduk, pembabatan hutan, industri peternakan, dan penggunaan bahan bakar
fosil menyebabkan gas rumah kaca di atmosfer bertambah banyak dan menyumbang
pada pemanasan global.
Marilah
sekarang kita membahas apa saja yang menjadi sumber gas rumah kaca yang
menyebabkan pemanasan global.
Peternakan
Pada tahun 2006, Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengeluarkan
laporan “Livestock’s Long Shadow” dengan kesimpulan bahwa sektor peternakan merupakan
salah satu penyebab utama pemanasan global. Sumbangan sektor peternakan
terhadap pemanasan global sekitar 18%,6 lebih besar dari sumbangan
sektor transportasi di dunia yang menyumbang sekitar 13,1%.2 Selain
itu, sektor peternakan dunia juga menyumbang 37% metana (72 kali lebih kuat
daripada CO2 selama rentang waktu 20 tahun)2, dan 65%
nitro oksida (296 kali lebih kuat daripada CO2).
Anda mungkin
penasaran bagian mana dari sektor peternakan yang menyumbang emisi gas rumah
kaca. Berikut garis besarnya menurut FAO:
Anda mungkin penasaran bagian mana
dari sektor peternakan yang menyumbang emisi gas rumah kaca. Berikut garis
besarnya menurut FAO:
1.
Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak
a. Penggunaan bahan bakar fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton
CO2 setiap tahunnya
b. Penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90 juta ton CO2
per tahunnya (misal diesel atau LPG)
c. Alih fungsi lahan yang digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton
CO2 per tahunnya, termasuk di sini lahan yang diubah untuk merumput
ternak, lahan yang diubah untuk menanam kacang kedelai sebagai makanan ternak,
atau pembukaan hutan untuk lahan peternakan
d. Karbon yang terlepas dari pengolahan tanah pertanian untuk pakan ternak
(misal jagung, gandum, atau kacang kedelai) dapat mencapai 28 juta CO2
per tahunnya. Perlu Anda ketahui, setidaknya 80% panen kacang kedelai dan 50%
panen jagung di dunia digunakan sebagai makanan ternak.7
e. Karbon yang terlepas dari padang rumput karena terkikis menjadi gurun
menyumbang 100 juta ton CO2 per tahunnya
2.
Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan
a. Metana yang dilepaskan dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86 juta
ton per tahunnya.
b. Metana yang terlepas dari pupuk kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton
per tahunnya.
3.
Emisi karbon dari pengolahan dan pengangkutan daging
hewan ternak ke konsumen
a. Emisi CO2 dari pengolahan daging dapat mencapai puluhan juta ton
per tahun.
b. Emisi CO2 dari pengangkutan produk hewan ternak dapat mencapai
lebih dari 0,8 juta ton per tahun.
Industri peternakan terkait erat dengan pola konsumsi daging. Baru-baru
ini, badan PBB yang lain, yaitu United Nations
Environment Program (UNEP) menegaskan dalam buku panduan “Kick The
Habit” bahwa pola makan daging untuk setiap orang per tahunnya menyumbang 6.700 kg CO2.9 Saat ini,
penduduk Bumi berjumlah sekitar 6,7 miliar orang. Bila 5
miliar orang di antaranya adalah pemakan daging, coba Anda hitung berapa
triliun CO2 yang dihasilkan setiap tahunnya? Kita perlu memprogram
ulang kebiasaan makan kita. Dan Anda perlu tahu, vegetarian, menurut laporan
UNEP, hanya menyumbang 190 kg CO2
per tahunnya.
Pembangkit Energi
Sektor energi merupakan sumber penting gas rumah kaca,
khususnya karena energi dihasilkan dari bahan bakar fosil, seperti minyak, gas,
dan batu bara, di mana batu bara banyak digunakan untuk menghasilkan listrik.9
Sumbangan sektor energi terhadap emisi gas rumah kaca mencapai 25,9%.2
Industri
Sumbangan sektor industri terhadap emisi gas rumah
kaca mencapai 19,4%.2 Sebagian besar sumbangan sektor industri ini
berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk menghasilkan listrik atau dari
produksi C02 secara langsung sebagai bagian dari pemrosesannya,
misalnya saja dalam produksi semen. Hampir semua emisi gas rumah kaca dari
sektor ini berasal dari industri besi, baja, kimia, pupuk, semen, kaca dan
keramik, serta kertas.
Pertanian
Sumbangan
sektor pertanian terhadap emisi gas rumah kaca sebesar 13,5%.2
Sumber emisi gas rumah kaca pertama-tama berasal dari pengerjaan tanah dan
pembukaan hutan. Selanjutnya, berasal dari penggunaan bahan bakar fosil untuk
pembuatan pupuk dan zat kimia lain. Penggunaan mesin dalam pembajakan,
penyemaian, penyemprotan, dan pemanenan menyumbang banyak gas rumah kaca. Yang
terakhir, emisi gas rumah kaca berasal dari pengangkutan hasil panen dari lahan
pertanian ke pasar.
Alih Fungsi Lahan dan Pembabatan Hutan
Sumber lain C02 berasal dari alih fungsi
lahan di mana ia bertanggung jawab sebesar 17.4%.2 Pohon dan tanaman
menyerap karbon selagi mereka hidup. Ketika pohon atau tanaman membusuk atau
dibakar, sebagian besar karbon yang mereka simpan dilepaskan kembali ke
atmosfer.9 Pembabatan hutan juga melepaskan karbon yang tersimpan di
dalam tanah. Bila hutan itu tidak segera direboisasi, tanah itu kemudian akan
menyerap jauh lebih sedikit CO2.
Transportasi
Sumbangan seluruh sektor transportasi terhadap emisi
gas rumah kaca mencapai 13,1%.3 Sektor transportasi dapat dibagi
menjadi transportasi darat, laut, udara, dan kereta api. Sumbangan terbesar
terhadap perubahan iklim berasal dari transportasi darat (79,5%), disusul
kemudian oleh transportasi udara (13%), transportasi laut (7%), dan terakhir
kereta api (0,5%).9
Hunian dan Bangunan Komersial
Sektor
hunian dan bangunan bertanggung jawab sebesar 7,9%.2 Namun, bila
dipandang dari penggunaan energi, maka hunian dan bangunan komersial bisa
menjadi sumber emisi gas rumah kaca yang besar. Misalnya saja dalam penggunaan
listrik untuk menghangatkan dan mendinginkan ruangan, pencahayaan, penggunaan
alat-alat rumah tangga, maka sumbangan sektor hunian dan bangunan bisa mencapai
30%.9 Konstruksi bangunan juga mempengaruhi tingkat emisi gas rumah
kaca. Sebagai contohnya, semen, menyumbang 5% emisi gas rumah kaca.9
Sampah
Limbah
sampah menyumbang 3,6% emisi gas rumah kaca.2 Sampah di sini bisa
berasal dari sampah yang menumpuk di Tempat Pembuangan Sampah (2%) atau dari
air limbah atau jenis limbah lainnya (1,6%). Gas rumah kaca yang berperan
terutama adalah metana, yang berasal dari proses pembusukan sampah tersebut.
Pas banget itu buat dijadiin referensi tugas penelitian :) (y)
BalasHapus